flash message


counters

Minggu, 25 Agustus 2013

Sexing derkuku



Mengenai jenis kelamin burung derkuku memang terkadang membingungkan, tidak hanya bagi yang baru mengenal bahkan peternak yang sudah lama berkecimpungpun masih mengalami kesulitan dalam membedakan jantan dan betina.  Jika diperhatikan, sejak piyikan sebenarnya sudah terlihat perbedaan jantan betinanya. Ada beberapa aspek yang bisa menjadi acuan dalam sexing derkuku.  Namun dalam kesempatan ini  kami hanya akan menyampaikan dua hal saja terkait dalam memilih derkuku, berdasar dari pengalaman rekan-rekan di grup.
A.      Katuranggan  
1.       Kepala
Bentuk kepala bisa dijadikan salah satu acuan dalam mencari derkuku jantan/betina. Ada beberapa perbedaan yang bisa dilihat secara langsung.
a.       Jantan
Bentuk kepala derkuku jantan cenderung bulat besar, terlihat membulat dari mulai paruh sampai kebelakang kepala. Paruh terlihat pendek dan warna bulu kepala terlihat dominan berwarna kelabu.

b.      Betina
Bentuk kepala betina cenderung panjang, mulai dari paruh bentuknya terlihat lebih landai sampai ke arah belakang kepala. Paruh terlihat lebih panjang dan warna bulu kepala terlihat kusam.

2.     Tulang Pubis/supit urang
Burung pada umumnya memiliki dua tulang pubis pada bagian pinggulnya. Untuk yang masih awan bisa mencoba meraba dibagian bawah dubur burung, akan terlihat dua tonjolan tulang, itulah yang dinamakan tulang pubis atau sering dinamakan supit urang. Jika bentuk kepala masih meragukan antara jantan betina, maka bisa digunakan cara dengan menyentuh langsung tulang pubis.
a.       Jantan
Supit urang derkuku jantan jika diraba kedua tulangnya akan terasa keras/runcing dan jaraknya berdekatan/menempel.

b.      Betina
Supit urang betina jika dilakukan perabaan akan ada beberapa bentuk.
-      Kedua tulang ujungnya empuk dan jaraknya renggang. Jika ditekan dengan telunjuk jari maka jari akan terasa masuk diantara kedua tulang supit tersebut.
-       Salah satu ujung supit terasa keras namun satunya lunak/empuk. Sebagian rekan-rekan menganggapnya panjang sebelah.
-        Kedua supitnya rapat hanya ujungnya terasa lunak/empuk

B.     Pendulum
Cara dengan menggunakan pendulum sudah lama digunakan oleh para penghobi burung. Caranya sangat mudah tinggal siapkan saja tali dan pemberat dari logam. Sebaiknya saat mulai pengujian, tali tidak dipegang namun diikat. Arahkan bagian belakang kepala burung dekat dengan ujung tali yang ada pemberat logamnya. Tunggu beberapa saat maka pemberat akan terlihat mulai bergerak-gerak. Jika pemberat bergerak ke satu arah, baik maju mundur atau kiri ke kanan, maka ada kemungkinan derkuku tersebut berkelamin jantan, sedang jika bergerak melingkar/memutar, ada kemungkinan derkuku berkelamin betina.

Cara-cara diatas bukanlah suatu metode pasti, tapi setidaknya bisa memberikan wawasan kepada  rekan-rekan yang baru mengenal burung derkuku. Masih banyak cara lain yang bisa digunakan dalam sexing  seperti bentuk badan, perilaku burung, suara burung jantan/betina dan lain-lain, hanya tidak kami muat agar tidak terlalu membingungkan.

Jumat, 23 Agustus 2013

Cerita asal mula bunyi burung tekukur

Tanrukkuuuuu…………..!!!!!!
Kawan, tahukah kamu, kenapa burung tekukur bisa memiliki suara khas dan merdu itu ? kalau belum, baiklah. Aku akan menceritakan kepadamu kisahnya.
           
Dahulu, diawal mula penciptaan segala mahluk di dunia ini oleh Tuhan, burung tekukur dan beberapa jenis hewan lainnya, mendapat kehormatan untuk dimukimkan Tuhan di jazirah tanah Bugis. Sebuah wilayah subur yang terbentang luas di propinsi Sulawesi Selatan. Kala itu, Nabi Adam belum diturunkan ke bumi. Kala dimana hewan dan tetumbuhan satu sama lain, mampu bercakap-cakap layaknya manusia.
Anehnya, hewan-hewan dimasa itu tidak seperti tampang & tabiat mereka dizaman sekarang. Misalnya ular, kepalanya ada dua. Musang kulitnya ditumbuhi bulu domba. Dan buaya-buaya justru takut air dan memilih hidup didarat. Bahkan katak, kawan, terkenal dengan kebiasaannya membawa tempurung kelapa kemana-mana untuk menudunginya. Dan di zaman itu, kambing belum memiliki tanduk seperti kambing-kambing yang kita saksikan sekarang.
            Meski demikian, hewan-hewan hidup dengan damai. Suasana tenteram tanpa kejahatan. Mereka saling menghargai satu sama lain. Hidup tolong-menolong. Jika seekor hewan membutuhkan sesuatu, maka hewan lain dengan senang hati akan membantu memenuhi kebutuhannya itu. Keadaan itu berlangsung sedemikian lama. Hingga sampai suatu hari..   
            Disebuah padang sabana yang ditumbuhi rerumputan hijau, seluruh binatang yang bermukim di jazirah Bugis terlihat berkumpul. Ada kerbau, rusa, anoa, ular, kambing, kera, dan segala jenis burung, termasuk burung tekukur ikut hadir. Yah, hari ini mereka menggelar musyawarah. Suasana pun riuh rendah.
Musyawarah dipimpin oleh seekor kerbau putih. Kerbau adalah hewan paling tua diantara semua hewan. Begitu tuanya, sampai-sampai seluruh helai bulu pada tubuhnya telah menjadi uban..:’).  
“ Kawan-kawan bangsa hewan, tolong dengarkan saya “ teriak kerbau.
Suasana yang tadinya ribut tiba-tiba berubah hening. Semua hewan sangat menghormati kerbau. Dia selama ini terkenal sebagai gurunya para hewan. Kerbaulah yang mengajarkan kepada anak-anak hewan berbagai macam ilmu yang berguna buat kehidupan mereka.
“  Hari ini, sengaja saya memanggil kawan-kawan semua untuk sesuatu hal yang sangat penting “ kerbau melanjutkan ucapannya. “ karena jumlah hewan semakin banyak, maka sudah saatnya kita menentukan siapa yang akan kita angkat untuk jadi pemimpin bangsa hewan. Ini penting kawan-kawan. Supaya hidup kita menjadi lebih teratur “
Suasana kembali ribut. Seluruh hewan terkejut dengan usul kerbau. Bukankah selama ini kita tidak terbiasa hidup dibawah pimpinan seseorang? kita adalah mahluk Tuhan paling merdeka di alam jagat raya ini ? Pikir mereka. Namun sebagian besar hewan setuju. Ini ide yang sangat cemerlang. Demikian pendapat mayoritas yang hadir.
Ditengah keriuhan, musang berbulu domba mengacungkan tangannya. Ia mohon izin untuk berbicara. Kerbau mempersilahkannya.
“ Saya setuju dengan kerbau. Sudah saatnya kita punya pemimpin “ ujar musang.
Burung Beo juga ikut mengacungkan tangan. Saat berbicara, ia juga mengatakan “ saya setuju pendapat Musang “
Lalu satu persatu hewan-hewan lainnya turut mengutarakan pendapatnya. Maka, saat matahari tepat diatas kepala, seluruh hewan akhirnya bermufakat untuk segera menunjuk salah seorang diantara mereka untuk menjadi pemimpin bangsa hewan.
“ Lalu siapa yang akan kita tunjuk sebagai pemimpin “ Tanya Kuda tiba-tiba mengejutkan.
Semua kembali berguman riuh mendengar perkataan kuda.  
Yah ! lalu siapa yang akan mereka tunjuk menjadi pemimpin diantara mereka ? Hal ini susah-susah gampang. Karena mereka belum pernah punya pengalaman memilih lansung pemimpinnya. Ini adalah peristiwa pertama bagi mereka.
Pertanyaan Kuda kini memusingkan seluruh hewan yang hadir.
Tanpa ada yang memperhatikan, dari atas punggung kambing, burung tekukur tiba-tiba berubah wajah mendengar gagasan si kuda. Ia hampir saja melonjak kegirangan. Tekukur mendadak mendapat dorongan yang kuat dalam hatinya untuk menjadi pemimpin bangsa hewan. Karena selama ini, burung tekukur merasa dirinyaah yang paling hebat diantara semua jenis hewan.
Kawan, tidak seperti burung tekukur yang kita saksikan di zaman sekarang, burung tekukur di zaman itu memiliki tanduk pada kepalanya. Tanduk itu kuat, keras, runcing dan tajam. Meski selama ini tekukur terkenal tak pernah jahat pada sesamanya hewan, namun tanduk itu membuatnya disegani oleh semua jenis hewan. Jangan sampai bila tekukur marah, tentu dengan mudah tekukur akan mencederai mereka dengan tanduknya itu.
Tekukur sebenarnya diam-diam bangga dan tinggi hati dengan kehebatannya itu. Dan kalau sekarang hendak diadakan pemilihan pemimpin bangsa hewan, maka ia merasa dirinyalah yang paling cocok untuk posisi itu. Namun hatinya was-was. Bagaimana jika hewan-hewan itu tidak memilihnya sebagai pemimpin ?
Secara sepihak, tekukur mulai berprasangka buruk kepada kerbau. Jangan-jangan (lagi) kerbau berinisiatif menggelar musyawarah ini karena dirinyalah yang ngotot menjadi pemimpin ?
Burung tekukur tak mau kecolongan, maka bersuaralah dia
“ Bagaimana kalau pemimpin bangsa hewan dari kami bangsa burung. Bukankah jenis dan jumlah kami lebih banyak dibanding kalian semua ? “
Mendengar perkataan tekukur yang terkesan congkak itu, seluruh binatang terhenyak. Wajah-wajah mereka menunjukkan ketidaksenangan dan ketidaksetujuan. Perkataan tekukur telah menyinggung perasaan mereka. Mamun karena takut pada tekukur, mereka lebih baik memilih diam.
Kecuali burung beo, ia berteriak  ‘ setuju ! ‘ dengan dengan usul tekukur.
Ular berkepala dua yang berada disamping kerbau terlihat membisikkan sesuatu ketelinga kerbau. Kerbau mengangguk-angguk. Lalu berkata…
“ Baiklah. Usul tekukur kita tampung. Tapi saya mengusulkan bagaimana kalau pemilihan kita tunda. Beri waktu kepada masing-masing dari kita untuk berpikir menentukan pilihan. Satu purnama lagi kedepan kita berkumpul disini untuk mengadakan pemilihan. Bagaimana ? “
Sebelum hewan-hewan lainnya menyatakan sikap, burung beo mendahului menyatakan pendapatnya. Burung beo (lagi-lagi) menyatakan ‘ setuju ! ‘ (juga) dengan usul kerbau itu.
Akhirnya seluruh hewan yang hadir sepakat dengan usul kerbau. Mereka pun kembali pulang kesarangnya masing-masing. Burung tekukur terpaksa ikut menyetujui. Meski dengan hati panas dan jengkel, utamanya pada kerbau.
Dalam perjalanan pulang, ular berkepala dua sengaja beriringan dengan tekukur. Dia tahu kalau tekukur marah dengan kejadian tadi. Dengan muka manis, ular berkepala dua mencoba menenangkan hati tekukur.
“ Sabarlah kawan. Sengaja aku arahkan kerbau untuk menunda pemilihan, agar kamu punya kesempatan untuk menggalang dukungan “ ujar ular
“ Maksud kamu ?“ Tanya tekukur balik. Ia curiga ular lah dalang dari penundaan tadi.
“ Seandainya pemilihan lansung diadakan tadi, maka dapat kupastikan kerbau yang akan mendapat dukungan terbanyak “ urai ular
Benar juga. Batin tekukur dalam hati.
“ Jadi apa yang harus saya lakukan sekarang ? “ Tanya tekukur lagi
Ular menggoyang-goyangkan kepalanya berlagak seperti penari India.
“ Mulai hari ini, kamu harus mendatangi semua rumah hewan, kawan. Minta mereka untuk memilihmu pada saat pemilihan nanti. Jika mereka menolak, saya pikir tanduk kamu itu akan membuat mereka tidak berani macam-macam “
“ Betul ! betul sekali kata-katamu itu “ tekukur mengangguk-angguk. Ia senang karena telah mendapatkan solusi. Kalau perlu ia akan mengancam mereka dengan tanduknya. Nafsu untuk segera menjadi pemimpin bangsa hewan menari-nari dipelupuk matanya. Tekukur telah dibutakan oleh keinginan berkuasa. Ia tak lagi peduli dengan segala macam etika dan norma kebaikan bangsa hewan yang mereka anut selama ini.
Sejak itu, tekukur setiap hari mendatangi satu persatu rumah hewan. Bila ada hewan yang menolak, ia bahkan tidak segan-segan mengancam mereka dengan tanduknya yang rruncing. Hewan-hewan ketakutan. Bahkan bangau, rusa dan kuda dibuat cedera pada punggungnya oleh tusukan tanduk tekukur, hanya karena ketiga binatang ini terang-terangan melawan dan menolak.
Suasana hutan yang damai pun berubah. Tekukur telah berubah menjadi momok menakutkan. Dalam hati, kerbau merasa bersalah telah mengajukan usul untuk memilih pemimpin. Ia tidak membayangkan kalau keinginan untuk menggelar pemilihan pemimpin bagi bangsa hewan akan berdampak teramat buruk bagi kehidupan mereka.
Hari berganti hari. Siang berganti malam. Tekukur tak henti menebar ancaman. Tekukur telah berubah menjadi sosok jahat. Menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan.
Tak tahan dengan tingkah tekukur. Sekumpulan binatang berinisiatif datang menemui kerbau. Mereka menggelar rapat sembunyi-sembunyi dirumah kerbau.
“ Ini tak bisa dibiarkan. Tekukur semakin zhalim dan semena-mena. Kita harus menghentikannya “ ujar kuda terengah-engah. Kepada seluruh yang hadir, tak lupa dia memperlihatkan cedera pada punggungnya. Bukti nyata kejahatan tekukur.
“ Tapi bagaimana ? Siapa yang berani melawan tanduknya “ keluh Rusa. Ia sendiri telah merasakan ketajaman tanduk tekukur dua hari lalu.
Kerbau tampak berpikir dengan sangat serius . Otaknya berputar-putar mencari akal. Dan akhirnya..
“ Aku punya akal ! “ tanpa sadar ia berteriak karena girangnya.
“ Kekuatan tekukur ada pada tanduknya. Jadi untuk melumpuhkannya, maka kita harus mengambil tanduk itu terlebih dahulu “ urai kerbau singkat.
“ Tapi siapa yang berani mencabut tanduk itu. Kecuali kalau tekukur sendiri yang rela melepasnya. Dan kurasa mustahil tekukur akan memberikan tanduknya begitu saja “ sungut kuda kembali. Punggungnya sakit, namun hatinya lebih sakit lagi.
“ Aku ! aku yang akan memintanya  ! “ kambing mengajukan dirinya.  
Lalu kambing melanjutkan. “ Tekukur sangat percaya padaku. Selama ini akulah yang selalu menyediakan punggungku untuk ia tenggeri. Aku akan merayunya sampai ia mau melepas tanduknya itu “
“ Kamu berani ? “ Tanya serempak seluruh hewan disitu seolah tak percaya.
“ Serahkan padaku. Lagipula aku sudah bosan ditenggeri oleh tekukur. Kadang ia buang hajat seenaknya saja dipunggungku. Seolah aku ini jamban baginya “ gerutu kambing.
Keesokan harinya kambing berjalan-jalan ke sabana. Seperti biasa. Disiang hari adalah waktu biasanya tekukur mencari kambing untuk ia tenggeri. Tak sampai sepeminum teh, tekukur datang, lalu hinggap dipunggung kambing.
Kambing merasa sekaranglah waktu yang tepat untuk melaksanakan rencananya.
“ Kawanku tekukur, tahukah kamu kalau selama ini aku bangga menjadi sahabatmu “ Kambing mulai merayu.
Tekukur menahan rasa senang atas pujian kambing kepadanya.
“ Mengapa begitu “ Tanya tekukur
“ Karena kamu adalah hewan paling perkasa dinegeri kita. Kamu punya tanduk. Dan tanduk itu membuatmu takkan terkalahkan oleh siapapun “ kambing menambah rayuan gombalnya.
“ Betul katamu itu. Dengan tandukku ini, aku lah yang paling pantas menjadi pemimpin bangsa hewan “
“ Betul kawan. Pada pemilihan nanti aku pastikan akan memberikan suaraku padamu “
Tekukur semakin mabuk pujian.
“ Tapi kawan…” suara kambing pelan.
“ Kenapa ? “ Tanya tekukur penasaran
“ Sebagai sahabat, bolehkah aku meminta sesuatu padamu ? aku sudah lama memimpikan bisa merasakan bagaimana rasanya memakai tanduk perkasamu itu. Sudilah kiranya engkau meminjamkan tanduk itu padaku barang sekejap. Aku hanya ingin melihat penampilanku di air dengan tanduk itu “ mohon kambing dengan tatapan memelas
Tekukur tampak bimbang. Ia khawatir melepas tanduknya itu. Namun pujian kambing dan wajahnya yang terlihat begitu polos cukup meyakinkan dimata tekukur. Belum lagi janji kambing untuk memberikan suara padanya di pemilihan kelak. Suara, itu yang penting.
“ Hmm, baiklah. Tapi cuma sekejap yah. Setelah bercermin disungai, kamu harus mengembalikan tandukku itu “ akhirnya tekukur pun luluh.
Tekukur lalu melepas tanduknya. Kambing yang telah mengenakan tanduk tekukur pada kepalanya kemudian mohon izin kesungai untuk bercermin.
Namun, sampai malam menjelang kambing tak kunjung kembali. Tekukur mulai marah dan gelisah menunggu. Saat ia terbang berkeliling mencari tanduknya, seluruh hewan menolak memberitahukan keberadaan kambing. Mereka malah berbalik melawan. Mereka tak takut lagi pada tekukur. Mereka bahkan menertawakan tekukur yang tak punya tanduk lagi. Dengan perasaan campur aduk; malu, sedih, marah dan kecewa pada kambing, tekukur terbang
Akhirnya tekukur menemukan kambing sementara asyik tidur dibawah pohon. Kedua tanduk tekukur kini melekat kuat dikepalanya Didorong rasa marah yang sangat, tekukur lansung menyerang si kambing dengan paruhnya, Kambing melonjak bangun dan balik menyerang tekukur dengan tanduk dikepalanya.
Tanpa tanduk dikepalanya, tekukur tak berdaya. Tekukur hanya mampu berteriak-teriak pilu dan menangis memohon agar kambing mengembalikan tanduknya.
“ Tanrukkkuuu,….tanrukuuuuuuuuu,. tanrukkkuuuuuuu…” lolong tekukur
(Kawan, dalam bahasa bugis, tanruk itu artinya tanduk)
Kambing tidak mempedulikan rengekan tekukur. Malah ia balik mengejek tekukur.
“ Weeheeheeek…weeeeeheeheeek…”
Saat keduanya saling meneriaki, tiba-tiba, petir menggelegar diangkasa. Seluruh hewan panik dan berteriak-teriak saling memanggil satu sama lain dengan suara yang aneh. Sungguh, kini mereka tak lagi bisa bercakap seperti manusia. Harimau hanya bisa mengaum, kuda cuma meringkik, ular hanya sanggup mendesis.
Tahukah kamu kawan, saat itu juga, Tuhan telah mencabut kemampuan hewan untuk berbicara. Sebab kambing telah melanggar larangan untuk berbohong. Sebab kambing telah mengambil barang hewan lain dan tidak mengembalikannya. Maka dosa besar itu pun diganjar Tuhan dengan setimpal.
Sejak saat itu juga, hewan-hewan hanya mampu mengeluarkan satu bunyi khasnya masing-masing. Termasuk bunyi kambing yang diucapkannya terakhir kali yaitu  ‘ Weheeeheeeheekk..’ dan begitupun halnya dengan tekukur
Yah, dari sinilah awal mula bunyi tekukur yang khas dan terdengar merdu itu kawan.
Tanrukkuuuuuu… tanrukkuuuuuuu….tanrukkuuuuuu…..!!!!!!!!!!!!!

(Dongeng rakyat Sulawesi Selatan)
Oleh Rusdianto
Makassar, awal Juni 2009

diambil dari : http://istanadongeng.wordpress.com/2009/06/20/asal-mula-bunyi-burung-tekukur/

Jumat, 16 Agustus 2013

Penangkaran derkuku

Disini derkuku yang dimaksud adalah derkuku untuk lomba atau derkuku klantan. Cara-cara penangkaran sebenarnya sama saja dengan derkuku lokal. Sering rekan-rekan dekoemania masih bingung seperti apa derkuku klantan/derkuku lomba. Yang pernah kami dengar bahwa derkuku klantan itu memang derkuku yang berasal dari Kelantan Malaysia, yang mana orang-orang sana mengembangkan derkuku-derkuku hasil silangan dengan burung puter. Masyarakat Indonesia sendiri sebenarnya juga sudah melakukan persilangan derkuku dengan burung puter, namun karena kualitas suaranya masih kalah bagus maka didatangkanlah derkuku-derkuku Kelantan ke Indonesia. Itulah mengapa derkuku-derkuku lomba sering disebut dengan derkuku kelantan/klantan. Hampir tidak ada perbedaan secara fisik antara derkuku lokal dengan derkuku lomba/klantan, yang membedakan hanyalah suaranya.
Kembali ke topik penangkaran derkuku, ada peternak yang bilang bahwa waktu yang tepat untuk memulai penangkaran adalah saat musim hujan, dimana derkuku akan lebih mudah dijodohkan jika dibanding saat musim kemarau. Lain halnya dengan rekan pak Hari peternak HBT farm, waktu menjodohkan derkuku yang tepat adalah saat banyak undangan pernikahan, saat terlihat  dimasyarakat banyak yang mengadakan acara perkawinan, karena di waktu-waktu tersebut dipercaya adalah bulan-bulan baik dan banyak membawa keberuntungan.
Berikut kami coba rangkum berdasar pengalaman rekan-rekan grup WA mengenai penangkaran derkuku.
1.      Pemilihan bibit
Pemilihan indukan mutlak diperlukan agar bisa mendapatkan keturunan yang lebih baik. Syarat indukan yang baik adalah sebagai berikut :
a.       Harus sudah dalam umur siap kawin, sekitar umur 1 tahun. Ditandai dengan perilaku derkuku jantan yang mengeluarkan  bunyi deg ku.. kuukkur....sambil mengangguk-anggukkan kepala(mbekur dalam bahasa jawa). Namun derkuku betina juga bisa mbekur hanya intensitas anggukan kepalanya tidak seperti jantan.
b.      Dipilih yang sehat. Bisa dilihat dari perilaku derkuku yang aktif bergerak(bukan liar lho bos). Derkuku sehat juga bisa dilihat dari bulu-bulunya yang rapi tidak berdiri, sayap menempel di badan bukan turun kebawah. Feces juga kering berbentuk bulat-bulat tidak berbau.
c.       Diketahui silsilah keturunan dan suaranya. Tujuan penangkaran memang untuk mendapatkan suara yang lebih baik dari indukannya. Maka sebaiknya diambil indukan yang jelas asal-usul keturunannya. Juga dipertimbangkan karakter suara burung yang hendak disilangkan.

2.      Kandang ternak
Kandang ternak biasanya terbuat dari bahan kayu, ada juga yang menggunakan besi dilas, atau jika mempunyai cukup modal bisa dari bahan alumunium.
Syarat kandang ternak derkuku : 
a.       Mempunyai ukuran yang ideal untuk ternak. Untuk peternak yang mempunyai lahan cukup luas, bisa menggunakan kandang dengan ukuran P 70, L 90, T 180 , atau jika bentuk panggung bisa dengan ukuran P 75, L 75, T 90, atau bisa juga dengan ukuran P 60, L 60, T 60. Ukuran ini tidak baku, yang penting burung bisa terbang dan dapat melakukan aktifitas kawin dengan mudah.
klik gambar untuk memperbesar
dari kiri gbr1. kandang ternak bp Suharno Jogja(kiriman Ki Ageng Marhaen). Gbr2 kandang umbaran B2W BF. Gbr3 kandang limasan B2W BF. Gbr4 dan gbr5 kandang ternak HBT BF
b.      Posisi kandang
-          Berada di tempat yang minim gangguan, baik dari gangguan manusia, hewan misal tikus,kucing, serangga. Dikarenakan burung derkuku kurang adaptif dengan gangguan-gangguan selama proses penangkaran.
-          Mendapat sinar matahari.  Pengalaman dari rekan-rekan sebagian besar kegagalan penetasan dikarenakan letak kandang tidak terkena sinar matahari.
-          Disediakan perlengkapan untuk penangkaran, misal tempat makan, minum, asinan dan tempat sarang. Sarang biasa menggunakan bahan dari daun cemara, ada juga yang menggunakan bahan dari pohon padi(dami/damen dalam bhs jawa).
.       Disediakan perlengkapan untuk penangkaran, misal tempat makan, minum, asinan dan tempat sarang. Sarang biasa menggunakan bahan dari daun cemara, ada juga yang menggunakan bahan dari pohon padi(dami/damen dalam bhs jawa).
3.      Proses penjodohan
Setelah mendapat indukan yang dirasa sesuai. Maka dimulailah proses penjodohan. Sebaiknya tidak langsung dimasukkan ke kandang penangkaran. Biasanya rekan-rekan grup memasukkan indukan jantan dan betina ke dalam sangkar yang diberi sekat atau dua sangkar yang didekatkan. Tanda-tanda sudah mulai berjodoh biasanya indukan sering turun pangkringan dan mendekat satu sama lain. Yang jantan sering mbekur-mbekur dan betina menundukkan kepala sambil menggerak-gerakkan ujung sayapnya, dan saat malam sudah mau tidur berjejer(masih dalam kondisi dipisah sekat). 
    Proses penjodohan terkadang sehari bisa langsung jodoh atau bahkan bisa 1-2 bulan. Jika sudah terlihat berjodoh maka sudah bisa dimasukkan ke kandang penangkaran.  

Didalam kandang penangkaran ada baiknya dipantau sebentar apakah ada indukan yang masih bersifat dominan, semisal matuk-matuk pasangannya atau kejar-kejaran. Sekiranya masih seperti itu sebaiknya dikeluarkan dan dipisah kembali.
4.      Masa bertelur, mengeram dan pembesaran piyikan

Setelah dimasukkan ke kandang penangkaran, biasanya pasangan indukan akan memulai ritual kawin.  Selang beberapa hari indukan betina akan terlihat berdiam di sarang. Biasanya seminggu dari dimasukkan kandang, indukan betina sudah mulai bertelur. Telur berjumlah 2 biji dan berselang 1-2 hari jarak antara telur ke-1 dengan telur ke-2.  Didalam kandang juga disediakan asinan, semisal pecahan batubata, pasir atau tulang cumi. Hal ini menjadi perlu untuk kebutuhan kalsium selama bertelur selain membantu pencernaan burung.  Kekurangan kalsium bisa berakibat indukan memakan telurnya sendiri, atau juga telur berukuran kecil.
klik gambar untuk memperbesar
Pada masa indukan betina sudah bertelur dan mengeram, ada sebagian rekan-rekan grup yang memindahkan telur-telur derkuku ke burung puter yang sudah dipersiapkan sebelumnya, jadi proses pengeraman menjadi tugas burung puter. 
Ada beberapa hal mengapa burung puter dijadikan babuan :
a.       Puter lebih adaptif terhadap gangguan eksternal
b.      Puter mempunyai kemampuan yang baik dalam mengasuh anakan
c.       Sifat burung derkuku yang kadang meninggalkan telur atau bahkan merusak telur karena merasa terganggu
d.      Mempercepat produksi derkuku. Dengan masa mengeram dipersingkat, maka burung derkuku akan segera dapat bertelur kembali.
     
Pada saat memindahkan telur derkuku, sebaiknya juga dicek kondisi telur apakah layak untuk dierami atau tidak. Bila sudah sempat dieram, telur fertil akan terlihat ada guratan-guratan merah didalamnya, sedang yang infertil hanya terlihat bening saja. Kondisi demikian sebaiknya telur bening tersebut dibuang saja.

Selama masa pengeraman, indukan betina yang lebih banyak berperan dalam mengerami telur-telurnya, indukan jantan hanya sesekali mengerami saat yang betina keluar sarang untuk makan.  Namun peran ini akan berubah saat masa mengeram sudah mendekati hari H, dimana indukan jantan yang selalu mengerami telurnya. Setelah menetas, indukan akan membuang keluar sisa-sisa cangkang. Piyikan akan mendapatkan susu dari tembolok induk betina selama hampir dua minggu dan akan tetap diloloh sampai bisa makan sendiri. Agar pertumbuhan piyik bisa maksimal,  selama masa meloloh biasanya peternak derkuku menambahkan pakan konsentrat ayam kedalam pakan burung dan dihentikan setelah piyikan sudah mulai makan sendiri. Sekitar tiga atau empat minggu piyikan sudah mulai keluar sarang dan mencoba untuk menggerak-gerakkan sayapnya dan mulai mencoba mematuk-matuk makanan. Setelah berumur satu bulanan piyikan sudah bisa diambil dan dipisahkan dari indukan, karena piyikan sudah mulai belajar terbang dan bisa makan sendiri.
Perlu menjadi catatan, pada saat piyik derkuku berusia 7-10 hari, maka peternak biasanya memasang ring di kaki burung, dan jika sekiranya pertumbuhan badan piyik dirasa cukup bongsor, maka pemasangan ring bisa dilakukan diusia 5 hari.

klik gambar untuk memperbesar
5.  Pemanenan
Setelah dipisahkan dari indukan maka piyikan mulai dimasukkan ke kandang umbaran untuk melatih otot-otot agar bisa maksimal perkembangan fisiknya. Pakan yang diberikan hampir sama dengan pakan derkuku dewasa, yaitu millet putih, beras merah, kacang hijau, gabah mini, ketan hitam, dll. Burung-burung muda di dalam kandang umbaran akan dipantau perkembangan suaranya. Yang dianggap layak lomba akan dipisah dan dimasukkan kedalam kandang soliter.
klik gambar untuk memperbesar
           









klik gambar untuk memperbesar